Book Name:Farooq-e-Azam ka Ishq-e-Rasool

Mendengar hal ini, Rasulullah  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم kembali tersenyum.[1]

Saudara – saudara  Muslim yang tercinta !  Pikirkanlah kejadian yang luar biasa ini. Sayyidina ‘Umar bin Khaṭṭāb رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ tidak tahan melihat Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم mengalami kesedihan atau duka. Itulah sebabnya beliau berniat untuk menghiburnya dan akhirnya berhasil dalam tujuannya. Bahkan Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم tersenyum atas usahanya.

Marilah kita pikirkan hal ini secara mendalam. Para Sahabat رَضِيَ اللهُ عَنْهُم menjadi sedih jika mereka melihat Nabi Tercinta, Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم bersedih. Mereka akan berusaha sekuat tenaga untuk menyenangkan beliau. Di sisi lain, kita memiliki keadaan kita yang menyedihkan. Kita membuat Nabi  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم  sedih dengan menghabiskan siang dan malam kita dalam dosa, namun kita sama sekali tidak menyadarinya.

Ingatlah! Tidak diragukan lagi, bahkan hingga saat ini, Rasulullah  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم  mengamati keadaan dan perbuatan umatnya. Beliau sendiri menjelaskan dalam sabdanya:

Hidupku menjadi lebih baik bagimu, karena kamu berbicara kepadaku dan aku pun berbicara kepadamu. Meninggalnya aku juga lebih baik untukmu. Amal-amalmu akan ditunjukkan kepadaku. Ketika aku melihat kebaikan, aku akan memuji Allah. Ketika aku melihat keburukan, aku akan memohon ampunan Allah untukmu.[2]

Mufti Ahmad Yār Khān Na’īmī رَحْمَةُ اللهِ عَلَيْهِ menuliskan:

Nabi Tercinta, Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم mengetahui setiap  umatnya dan setiap tindakan mereka. Mata suci Nabi  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم  dapat melihat segalanya, apakah sesuatu itu dalam kegelapan, terang, tersembunyi, tampak, ada, atau bahkan punah.

Al Quran sendiri menggambarkan penglihatannya dengan menyatakan بَارَاغ الْبَصَرُ Kekuatan penglihatannya berada di luar imajinasi kita. Kita melihat hal-hal dalam pikiran dan mimpi kita. Namun, Nabi Tercinta, Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم secara langsung mengamati segalanya dengan mata sucinya.

Para Sufi mengatakan hadits ini juga merujuk pada tindakan hati. Ini berarti Nabi Tercinta, Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم mengetahui setiap keadaan hati kita.[3]

Saudara – saudara Muslim yang tercinta ! Kita telah belajar bahwa Nabi Tercinta, Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم mengetahui semua tindakan umatnya. Ini berarti beliau menjadi bahagia atas perbuatan baik kita dan sedih atas perbuatan jahat kita. Maka, untuk mencapai ridha Allah dan Rasul-Nya, kita harus melakukan sebanyak mungkin amal perbuatan baik, mengirimkan sebanyak – banyaknya Shalawat atas



[1]  aī Al Bukhārī: hadits 5191

[2]  Musnad Al Bazzār: hadits 1925

[3]  Mir’āt Al Manājī, jilid.1, hal. 439