Book Name:Farooq-e-Azam ka Ishq-e-Rasool

akan ridha dengan kita, memberikan syafaat bagi kita para pendosa di Hari Kiamat, dan membawa kita ke Surga bersamanya.

صَلُّوۡا عَلَى الۡحَبِيۡب                                                                                                                            صَلَّى اللّٰهُ عَلٰى مُحَمَّد

Pengenalan Sayyidina ‘Umar bin Khaṭṭāb رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ

Khalifah Islam ke 2, penerus Nabi, Sayyidina ‘Umar bin Khaṭṭāb رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ memiliki kuniyah “ Abū Haf ”, sedangkan gelarnya adalah “ Fārūq Al Aʻẓam. ” Menurut satu riwayat, beliau adalah orang ke 40 yang menerima Islam pada tahun keenam setelah deklarasi kenabian. Penerimaannya terhadap Islam disebabkan oleh do’a yang dipanjatkan oleh Nabi Tercinta, Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم.

Inilah sebabnya beliau juga disebut sebagai مُتَمِّمُ الْأَرْبَعِين - beliau yang melengkapi hitungan 40. Umat Muslim sangat gembira ketika beliau menerima Islam dan mendapat dukungan besar darinya. Setelah Sayyidina ‘Umar bin Khaṭṭāb رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ menjadi Muslim, Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم melakukan shalat secara terbuka dengan umat Muslim di dalam kota Haram.

Sayyidina ‘Umar bin Khaṭṭāb رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ juga ikut serta dalam peperangan dengan penuh keberanian dan turut andil dalam segala keputusan strategis yang dipimpin oleh Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم sebagai menteri yang setia, penasehat, pengabdi yang setia dan sahabat.

Khalifah Islam pertama, Abū Bakar As iddīq رَضِيَ اللهُ عَنْهُ memilih Sayyidina ‘Umar bin Khaṭṭāb رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ sebagai khalifah setelahnya. Beliau melaksanakan semua tanggung jawab kekhalifahan dengan luar biasa dan terbukti menjadi penerus sejati Nabi Tercinta, Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم.

Akhirnya, seseorang yang terkutuk menyerang Sayyidina ‘Umar bin Khaṭṭāb رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ dengan belati ketika shalat subuh, dan melukainya secara fatal. Tiga hari kemudian, beliau wafat sebagai seorang syahid. Pada saat wafatnya, beliau berusia 63 tahun.

Sahabat Suhaib رَضِيَ اللهُ عَنْهُ memimpin shalat pemakamannya. Setelah itu, beliau dimakamkan di samping Abū Bakar As iddīq, yang juga dimakamkan di samping Nabi Tercinta, Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم di Raudhah suci.[1]

صَلُّوۡا عَلَى الۡحَبِيۡب                                                                                                                            صَلَّى اللّٰهُ عَلٰى مُحَمَّد

Saudara – saudara  Muslim yang tercinta ! Adalah wajar bagi seseorang untuk mencintai orang tuanya, saudara kandungnya, anak-anaknya, kekayaannya, dan hartanya. Sebagai contoh, katakanlah seseorang tidak peduli dengan kerabat atau anggota keluarganya dan berhenti


 

 



[1]  Al Riyā Al Nāira, jilid. 1, hal. 285 408 - 418