Book Name:Farooq-e-Azam ka Ishq-e-Rasool

صَلُّوۡا عَلَى الۡحَبِيۡب                                                                            صَلَّى اللّٰهُ عَلٰى مُحَمَّد

Saudara – saudara  Muslim yang tercinta !  Pengabdian mendalam yang dimiliki Sayyidina ‘Umar bin Khaṭṭāb رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ kepada Rasulullah  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم  sungguh tak terlukiskan! Beliau akan menjadi emosional setiap kali memikirkan Nabi  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم  dan menangis karena perpisahan dengannya.

Pelayannya, Aslam رَضِيَ اللهُ عَنْهُ meriwayatkan:

Ketika 'Umar berbicara tentang Nabi  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم , Umar akan menjadi gelisah, mulai menangis karena cinta yang mendalam, dan berkata, “Nabi Muhammad  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم  adalah orang yang paling penyayang, seorang ayah bagi anak yatim, dan memiliki hati yang paling berani di antara siapa pun. Wajahnya bercahaya, keharumannya sangat indah, dan beliau adalah yang paling mulia dalam hal garis keturunan. Tidak ada seorang pun yang sepertinya, sedang, atau akan sepertinya.”[1]

Konsep Cinta Sayyidina ‘Umar bin Khaṭṭāb رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ

Saudara – saudara  Muslim yang tercinta !  Rasulullah  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم  adalah Nabi kita. Kita semua adalah pengikutnya. Tidak peduli seberapa tinggi kedudukan kita, cinta sejati dan penghormatan kepada Nabi kita akan selalu ada di hati kita. Kita tidak akan pernah melupakan perjuangan Nabi kita, kita akan selalu memujinya secara terbuka dengan penuh kebanggaan, dan kita merasa bahagia menjadi pengikutnya.

Sayyidina ‘Umar bin Khaṭṭāb رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ memiliki cinta sejati kepada Nabi  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم  . Beliau dijamin masuk Surga dan memiliki derajat yang tinggi di antara para Sahabat. Beliau sendiri merasa bangga menjadi pengikut dan mengabdi kepada Nabi Muhammad  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم  .

Sa'īd bin Musayyab رَضِيَ اللهُ عَنْهُ meriwayatkan bahwa ketika Sayyidina ‘Umar bin Khaṭṭāb رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ diangkat menjadi khalifah, beliau berkhotbah kepada orang-orang dari mimbar dengan mengatakan:


كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكُنْتُ عَبْدَهُ وَخَادِمَهُ

Artinya: Aku diberkahi berada dalam kebersamaan bersama Rasulullah  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم  . Aku adalah pelayannya dan pendukungnya.[2]

Saudara – saudara  Muslim yang tercinta !  Klaim Sayyidina ‘Umar bin Khaṭṭāb رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ sebagai pelayannya Nabi Muhammad  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم  bukan hanya sekedar basa-basi. Sebaliknya,


 

 



[1]  Jam’a Al Jawāmi’: hadits 33

[2]  Al Mustadrak, hal. 335