Book Name:Janwaron Par Reham Kijiye

Takbir tasyrik adalah gabungan dari pernyataan-pernyataan yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim عَلَيْهِ السَّلام, Nabi Ismail عَلَيْهِ السَّلام, dan Malaikat Jibril عَلَيْهِ السَّلام.

Ketika Nabi Ibrahim عَلَيْهِ السَّلام meletakkan pisau di leher Nabi Ismail عَلَيْهِ السَّلام untuk mengorbankannya, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memerintahkan Jibril عَلَيْهِ السَّلام untuk membawa seekor domba jantan dari Surga ke Bumi. Ketika melakukan ini, Jibril عَلَيْهِ السَّلام berseru: اَللَّهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرِ. Nabi Ibrahim عَلَيْهِ السَّلام melihat ke atas ketika mendengar ini, melihat Jibril عَلَيْهِ السَّلام membawa domba jantan, dan berkata: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَر.

Dengan perintah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, tangan dan kaki Nabi Ismail عَلَيْهِ السَّلام dilepaskan sebelum ia diberi kabar gembira bahwa qurbannya diterima. Nabi Ismail عَلَيْهِ السَّلام kemudian berkata: اللهُ أَكْبَرٍ وَلِلَّهِ الْحَمْدَ.

Apa yang dibaca oleh ketiga tokoh mulia  pada waktu itu kemudian digabungkan menjadi apa yang sekarang kita kenal sebagai takbir tasyrik: اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدَ. [1]

Saudara-saudara Muslim yang tercinta ! Kita juga hendaknya memejamkan mata ketika membaca takbīr Al tasyrik setelah shalat fardu, mengingat pengorbanan Nabi Ibrahim عَلَيْهِ السَّلام dan Nabi Ismail عَلَيْهِ السَّلام .

إِنْ شَاءَ الله Dengan begitu, kenikmatan kita dalam membaca takbīr akan semakin terasa. Semoga Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberikan kita kemampuan untuk melakukannya.

Hari-hari Tasyrik adalah hari-hari dzikir

Saudara-saudara Muslim yang tercinta! Dari tanggal 10 Dzulhijjah ( hari pertama Idul Adha ) hingga tanggal 13, kita dilarang berpuasa oleh syariat Islam. Nabiyullah yang terakhir صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم bersabda, “ Dengarlah baik-baik! Sesungguhnya, hari-hari ini adalah hari-hari untuk makan, minum, dan berdzikir kepada Allah. ”[2]

Mengomentari hal ini, Mufti Ahmad Yār Khān رَحْمَةُ اللَّهِ عَلَيْهِ menuliskan:

Ini adalah hari-hari kerahmatan bagi manusia, di mana Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى adalah Tuan Rumah dan hamba-hamba-Nya adalah tamu – tamu-Nya. Berpuasa pada hari-hari ini berarti menolak undangan untuk makan dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Maka, makanlah, minumlah, dan perbanyaklah berdzikir kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى selama hari-hari ini.[3]

Dzikir kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى bisa dilakukan setiap saat

Para ulama  mengatakan bahwa hari-hari yang datang setelah menyelesaikan ibadah haji dan qurban, adalah hari-hari yang ditentukan untuk berdzikir atas perintah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى .


 

 



[1]  Mir’āt Al Manājī, jilid. 2, hal. 88

[2]  Şaī Muslim: hadis 1141

[3]  Mir’āt Al Manājī, jilid. 3, hal. 186