Book Name:Janwaron Par Reham Kijiye

memperlakukannya dengan kebaikan dan memperlakukannya dengan cara yang baik sesuai dengan sifatnya.

Salah satu aspek dari rahmat Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم

Para ulama menjelaskan bagaimana Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengutus Nabi kita yang tercinta, Nabi Muhammad  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم sebagai رَحْمَةٌ لِّلْعَالَمِيْنِ – rahmat bagi seluruh alam. Salah satu aspek dari rahmat Nabi adalah bahwa beliau menyerukan untuk berbuat baik, berbaik hati, berbuat kebajikan, dan bersikap lembut dalam setiap urusan. Ketika memerintahkan kita untuk melakukan qurban, beliau juga mengeluarkan perintah agar kebaikan ditunjukkan kepada hewan dalam proses ini.

Ketika seekor kambing dibawa kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم

Seorang tukang daging pernah ingin menyembelih seekor hewan. Ia pergi ke kandangnya, membuka pintu, dan memilih seekor kambing. Kambing itu lepas dari genggamannya, lari keluar pintu, dan berlari ke Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم. Tukang daging itu kemudian menangkap kambing itu memegang kakinya dan mulai menyeretnya.

Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم pertama-tama berkata kepada kambing itu, اِصْبِرِئٍ لِأَمْرِ الله – “ Bersabarlah atas perintah Allah! ” Kemudian beliau berkata kepada tukang daging itu, وَ أَنْتَ يَا جَزَّارُ فَسُقْهَا إِلَى الْمَوْتِ سَوْقًا رَفِيقًا – “ Wahai tukang daging! Bawalah ia menuju kematian dengan lembut. ”[1]

سُبْحَنَ الله Ini adalah rahmat dari rahmat bagi seluruh alam, Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم. Beliau menyerukan agar kambing itu bersabar atas perintah Allah. Secara bersamaan, beliau memberitahu tukang daging itu, yang akan mengorbankan kambing itu dengan izin Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan untuk memenuhi perintah Allah ini, agar bersikap lembut dalam perlakuannya terhadap kambing itu dan memperlakukannya dengan sangat baik.

Mengikuti teladan Nabi

Para ulama mengatakan, bahwa sebagai umat Nabi Yang Agung, Nabi Muhammad صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَلِهِ وَسَلَّم kita harus berusaha sebaik mungkin untuk mengikuti teladan yang telah ditetapkan oleh kehidupan suci beliau bagi kita. Kita harus meneladani karakter baik Nabi kita dan menjadikannya pedoman bagi kehidupan kita. Dengan kata lain, kita harus berusaha untuk mengikuti teladan beliau dalam segala hal yang kita lakukan.

Inilah mengapa Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memerintahkan kita untuk bersikap lembut dan penuh pertimbangan dalam segala hal yang kita lakukan, karena tidak pantas bagi kita untuk menyebabkan rasa sakit pada orang lain, menyakiti mereka, atau secara tidak benar membawa kesulitan bagi mereka ketika mereka pun menjadi umatnya.

Imam Al Sya’rānī رَحْمَةُ اللَّهِ عَلَيْهِ menuliskan:

Perjanjian ini diambil dari kita dari Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم bahwa kita harus menunjukkan kasih sayang kepada semua ciptaan Allah, sambil tetap berada dalam batas-batas Syariat.[2]

Setelah ini, Imam al-Sha’rānī menyebutkan poin luar biasa lainnya. Beliau menuliskan, “Sebagaimana makhluk hidup saling menyayangi satu sama lain, maka lebih menyayangi mereka dari itu adalah warisan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّم.” [3]

الله اکبر Saudara-saudara Muslim yang tercinta ! Lihatlah keindahan Islam! Islam tidak hanya mengajarkan kita untuk bersikap baik kepada orang lain, tetapi juga mengajarkan kita untuk bersikap



[1]  Muşannaf ‘Abd Al Razzāq: hadits 7640

[2]  Lawāqi Al Anwār Al Qudsiyya, jilid. 1, hal. 572

[3]  Ibid, hal. 573